PONTIANAK - PT Astra Honda Motor (AHM), telah memperkenalkan teknologi rangka baru untuk sepeda motornya. Teknologi tersebut dinamakan Enhanced Smart Architecture Frame (eSAF). Saat ini, sudah ada dua Sepeda Motor Honda yang disematkan eSAF, yaitu Honda Genio dan Honda BeAT.
Rangka eSAF |
eSAF, adalah teknologi yang sudah diuji pengembangannya dalam satu tahun terakhir, sampai dilirik oleh Honda Thailand dan Vietnam. AHM adalah yang pertama kali menggunakan di Indonesia.
Setidaknya, ada empat kelebihan penggunaan rangka eSAF, yang pertama adalah lebih ringan. Pembuatan rangka ini bukan lagi menggunakan pipa tetapi pelat baja yang ditekuk dan dipres, kemudian di las laser sehingga ada lipatan atau tulang di sisi-sisinya.
Sebanyak 34 komponen dihilangkan dalam penggabungan ini, sehingga rangka tampak lebih simpel. Secara bentuk, rangka hanya terdiri dari rangka utama (underbone) dan tambahan dua tulang bagian belakang (sub frame).
Setidaknya, ada empat kelebihan penggunaan rangka eSAF, yang pertama adalah lebih ringan. Pembuatan rangka ini bukan lagi menggunakan pipa tetapi pelat baja yang ditekuk dan dipres, kemudian di las laser sehingga ada lipatan atau tulang di sisi-sisinya.
Sebanyak 34 komponen dihilangkan dalam penggabungan ini, sehingga rangka tampak lebih simpel. Secara bentuk, rangka hanya terdiri dari rangka utama (underbone) dan tambahan dua tulang bagian belakang (sub frame).
Karenanya, bobot rangka jadi lebih ringan 8 persen dibanding rangka skutik Honda sebelumnya. Dengan rangka yang lebih ringan ini, membuat pengendara menjadi lebih nyaman dan mudah khususnya ketika bermanuver. Bobot motor juga berkurang, atau tidak berat.
Kedua, lebih kuat dan minim deformasi. Meskipun lebih ringan, eSAF diklaim memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan rangka sebelumnya, karena menggunakan bahan steel atau baja. Berdasarkan uji internal, sasis lebih tahan dari defleksi atau pembengkokan saat dikendarai. Rangka lebih kaku dan kuat.
Proses penyatuan yang menggunakan alat las laser (laser welding) juga diyakini bisa meminimalisir deformasi atau perubahan bentuk. Maka, waktu produksi menjadi lebih efisien.
Sebelum menjadi satu kesatuan rangka, ada enam bagian sisi frame. Penyatuan dilakukan penggunakan laser welding, di mana secara kualitas lebih baik dan tidak mempengaruhi komposisi frame bodinya. Deformasi juga bisa dibilang hampir tidak ada.
Lalu yang ketiga adalah meningkatkan kapasitas tangki dan bagasi. Rangka eSAF mampu memberikan pemanfaatan ruang yang semakin efisien, dalam hal ini adalah luas bagasi dan tangki bahan bakar. Bila membandingkan Honda Genio dengan BeAT, yang dimensi dan kapasitas mesinnya sangat mirip, luas bagasi Genio lebih besar 3 liter dan tangki bahan bakarnya berbeda 0,2 liter.
Penggunaan rangka ini juga memungkinkan Genio dimasukkan mesin eSP generasi terbaru, 110 cc SOHC PGMFI. Mesin ini mampu merilis tenaga 6,6 kW pada 7.500 rpm dan torsi puncak di 9,3 Nm pada 5.500 rpm, serta kecepatan maksimum 94 kpj.
Sedangkan yang keempat adalah efisiensi bahan bakar. Bobot kendaraan berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar. Oleh sebab itu, penggunaan rangka eSAF mampu membuat penggunaan bahan bakar menjadi lebih efisien.
Pihak AHM memang tidak bisa menyatakan secara pasti perbedaan konsumsi bahan bakar Genio, yang sudah pakai teknologi eSAF dibandingkan BeAT atau Scoopy. Namun berdasarkan internal Honda dengan metode ECE R40, Genio mengonsumsi bahan bakar 59,1 km/liter, yang artinya bahwa dengan tangki terisi penuh, motor mampu menjangkau perjalanan hingga sejauh 248 km.
Perlu diketahui juga, berat bersih Genio adalah 89 kilogram (CBS) dan 90 kilogram (CBS-ISS). Sedangkan BeAT dan Scoopy memiliki berat ringan 92 kilogram (CW) dan 93 kilogram (CBS-ISS). (*)
Kedua, lebih kuat dan minim deformasi. Meskipun lebih ringan, eSAF diklaim memiliki daya tahan yang lebih baik dibandingkan rangka sebelumnya, karena menggunakan bahan steel atau baja. Berdasarkan uji internal, sasis lebih tahan dari defleksi atau pembengkokan saat dikendarai. Rangka lebih kaku dan kuat.
Proses penyatuan yang menggunakan alat las laser (laser welding) juga diyakini bisa meminimalisir deformasi atau perubahan bentuk. Maka, waktu produksi menjadi lebih efisien.
Sebelum menjadi satu kesatuan rangka, ada enam bagian sisi frame. Penyatuan dilakukan penggunakan laser welding, di mana secara kualitas lebih baik dan tidak mempengaruhi komposisi frame bodinya. Deformasi juga bisa dibilang hampir tidak ada.
Lalu yang ketiga adalah meningkatkan kapasitas tangki dan bagasi. Rangka eSAF mampu memberikan pemanfaatan ruang yang semakin efisien, dalam hal ini adalah luas bagasi dan tangki bahan bakar. Bila membandingkan Honda Genio dengan BeAT, yang dimensi dan kapasitas mesinnya sangat mirip, luas bagasi Genio lebih besar 3 liter dan tangki bahan bakarnya berbeda 0,2 liter.
Penggunaan rangka ini juga memungkinkan Genio dimasukkan mesin eSP generasi terbaru, 110 cc SOHC PGMFI. Mesin ini mampu merilis tenaga 6,6 kW pada 7.500 rpm dan torsi puncak di 9,3 Nm pada 5.500 rpm, serta kecepatan maksimum 94 kpj.
Sedangkan yang keempat adalah efisiensi bahan bakar. Bobot kendaraan berbanding lurus dengan konsumsi bahan bakar. Oleh sebab itu, penggunaan rangka eSAF mampu membuat penggunaan bahan bakar menjadi lebih efisien.
Pihak AHM memang tidak bisa menyatakan secara pasti perbedaan konsumsi bahan bakar Genio, yang sudah pakai teknologi eSAF dibandingkan BeAT atau Scoopy. Namun berdasarkan internal Honda dengan metode ECE R40, Genio mengonsumsi bahan bakar 59,1 km/liter, yang artinya bahwa dengan tangki terisi penuh, motor mampu menjangkau perjalanan hingga sejauh 248 km.
Perlu diketahui juga, berat bersih Genio adalah 89 kilogram (CBS) dan 90 kilogram (CBS-ISS). Sedangkan BeAT dan Scoopy memiliki berat ringan 92 kilogram (CW) dan 93 kilogram (CBS-ISS). (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar