Post Top Ad

Kombis

Nasional

Post Top Ad

Gawai dayakKalbarSanggau

Gawai Dayak Nosu Minu Podi XIX Resmi Digelar

Sanggau, Kalbar- Kapuaspost.web.id -  Gawai Dayak Nosu Minu Podi XIX yang berlangsung di rumah betang raya dori mpulor Desa Sungai Mawang, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau secara resmi dibuka oleh Gubernur Kalbar yang diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalbar, Ignasius IK, Jumat 7 Juli 2023 pagi. 

Sebelum dibuka oleh gubernur kalbar, Bupati Sanggau Paolus Hadi  didaulat untuk memotong buluh muda di gerbang menuju balai adat,  sebagai tanda rutual adat akan dilaksanakan. 


Seusai potong biluh muda di gerbang balai adat, rombongan Bupati dan tampak dalam rombongan Ketua Komisi V DPR RI Lasarus, mantan Gubernur Kalbar yang juga Anggota DPR RI Cornelis, Anggota DPR RI Adrianus Asia Sidot, Ketua DAD Provinsi Kalbar Cornelius Kimha, ketua DPRD Kabupaten Sanggau Jumadi beserta Anggota, Anggota DPRD Provinsi Kalbar  daerah pemilihan Sanggau-Sekadau diantaranya  F. Ason, Usman, Martin Luther. 


Ritual adat selesai Bupati beserta peserta ritual meuju ke lapangan utama untuk mengikuti pembukaan resmi Gawai Dayak Kabupaten Sanggau ke 19 dengan tema "Sabang Merah Bermartabat" 

Tampak hadir Pangeran ratu Surya negara H. Gusti Arman, Ketua MABM dan sejumlah Ketua Paguyuban yang ada di kabupaten Sanggau dan menjadi tamu kehormatan adanya Dewan Adat Dayak Malaysia yang juga tampak turut memeriahkan kegiatan ini dengan mengikuti Parade kontingen. 


Dalam sambutannya, Paolus Hadi didampinginya Wakilnya Yohanes Ontot dihadapan seluruh masyarakat adat Dayak yang menghadiri gawai Nosu Minu Podi XIX menyampaikan permintaan maaf kepada seluruh masyarakat adat Dayak khususnya karena selama memimpin Kabupaten Sanggau belum mampu memberikan yang terbaik untuk masyarakat.


“Saya tahu masih banyak masalah. Tadi pagi saya sempat buka Facebook, saya masih melihat ada warga Kembayan yang melapor ke pak Presiden dan pak Gubernur soal kerusakan jalan di Semayang. Saya pastikan tahun ini atas bantuan pak Lasarus jalan itu dapat anggaran Rp 42 milyar,’ kata PH.


Dikesempatan itu, PH juga berharap kepada Gubernur Kalbar agar pekerjaan jalan di Kecamatan Jangkang yang selama ini dikeluhkan masyarakat dapat segera di tender.

“Izin pak gubernur, saya berharap pekerjaan jalan Jangkang – Balai Sebut segera ditender, karena saya sudah mulai dimarahi orang Jangkang. Katanya percuma punya Bupati orang Jangkang tapi tidak bisa memperbaiki jalan Jangkang. Orang Jangkang dengar, bukan Bupati yang nender barang tu, tapi Pemerintah Provinsi. Ini sudah bulan tujuh, semoga dalam waktu dekat segera dikerjakan. Untuk jalan Meliau-Tayan juga sedang dikerjakan,,” harap PH.



PH berharap masyarakat tidak hanya menyalahkan pemerintah daerah terkait kerusakan jalan, karena anggaran daerah yang terbatas dan tidak hanya fokus pada jalan.


“Evaluasi kami bersama pak Wakil Bupati, ternyata apa yang kami lakukan dengan mengakomodir budaya adat seluruh tanah air untuk menggelar even di Sanggau, kemudian menyekolahkan ribuan anak Sanggau ke perguruan tinggi ternyata yang dikeluhkab masalah jalan. Mereka lupa sudah mendapat beasiswa dari Pemerintah daerah, sudah lupa bisa bergawai seperti ini tapi anehnya jalanlah yang paling ramai di media sosial,” imbuh Ketua DPC PDI Perjuangan Sanggau itu.


Sementara itu, Gubernur Kalbar diwakili Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Provinsi Kalbar, Ignasius IK dalam sambutanya sebelum membuka gawai Dayak Nosu Minu Podi XIX berharap kegiatan gawai ini dapat memberikan manfaat yang positif bagi seluruh elemen masyarakat Sanggau.


“Khusus kepada Bupati Sanggau yang telah mendukung acara ini, saya haturkan ucapan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya,” ucap Ignasius.


Dijelaskan Ignasius, gawai Dayak Nosu Minu Podi merupakan wujud nyata pelestarian adat dan budaya bangsa khususnya yang ada di Kalimantan Barat yang diwariskan turun temurun.

Kalimantan Barat, lanjutnya, memiliki keragaman suku, agama dan budaya, bahasa, adat dan kepercayaan. Keragaman ini menciptakan orkestra yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Apabila perbedaan-perbedaan yang ada dapat berjalan dengan baik dan seirama maka akan tercipta harmonisasi yang indah dan menambah khasanah budaya Indonesia dalam bingkai NKRI.


“Keragaman ini harus dijaga, dipelihara dan dirawat dengan baik untuk menjadikan Indonesia tetap bersatu dan kuat dalam menghadapi tantangan masa depan,” pungkasnya. (Laiman/*) 

Baca Juga

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Top Ad