Sanggau, Kapuaspost.web.id - Merebaknya Demam Berdarah Dengue atau DBD di Kabupaten Sanggau belum sepenuhnya ditangani oleh Dinas Kesehatan Sanggau, Hal tersebut di buktikan dengan adanya poging mandiri yang dilakukan oleh sejumlah Warga.
Marlina, Kabid P2P Dinkes Sanggau, Minggu (4/11) mengatakan, Dinkes Sanggau melalui Pukesmas telah melakukan Fogging masal di seluruh wilayah yang ada di Kecamatan Kapuas, dengan tujuan untuk mebasmi penyebaran nyamuk penyebar DBD.
Marlina menyebut untuk pelaksanaan Fogging Dinas Kesehatan Sanggau melakukannya melalui Pukesmas Pukesmas, karna menurutnya dana yang ada untuk melakukan poging diserahkan ke pihak Pukesmas.
"Jadi untuk Fogging sudah diserahkan ke pukesmas dan natinya pihak Pukesmas akan menggandeng stekholder untuk bersama sama melakukan Fogging," tutupnya.
Meski begitu kenyataan dilapangan berbeda, bayak kawasan di Kecamatan Kapuas belum dilakukan poging, sehingga mebuat masyarakat melakukan Fogging mandiri.
Selain melakukan pengasapan secara swadaya atau mandiri tersebut dilakukan pada tempat-tempat yang kerap menjadi sarang nyamuk.
Seperti saluran pembuangan air, pekarangan, celah antara rumah serta didalam rumah warga serta juga melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan.
Ketua RT 4, Kelurahan Ilir Kota, Solihin mengatakan warga melakukan pengasapan, karena sudah ada beberapa kasus demam berdarah di wilayah ini. Namun sampai hari ini belum ada melakukan Fogging sehingga warga berinisiatif melakukan pengasapan secara mandiri.
“Untuk Fogging ini warga secara swadaya mengumpulkan dana untuk membeli bahan-bahan untuk melakukan pengasapan karena semakin meningkatnya penderita DBD di wilayah kami. Jadi warga berinisiatif melakukan ini karena belum adanya Poging yang dilakukan Pemerintah dalam rangka pencegahan sementara,”katanya.
Ditempat terpisah Ketua Pemuda Muhammadiyah Sanggau, Romy Sahman menilai, pemerintah kabupaten sanggau belum benar-benar serius menangani masalah DBD yang semakin meningkat di Kabupaten Sanggau.
“Kasus DBD ini peningkatannya sudah hampir lima kali lipat kalau berkaca dari kasus tahun 2022 yang kasusnya berjumlah tiga puluh empat penderita serta tidak ada meningga dunia. Ini menandakan pemerintah sanggau gagal melakukan penanganan penyakit DBD yang sedang marak terjadi,”kata Romy .
Dengan situasi sekarang ini lanjut Romy, seharusnya pemerintah serius bekerja menekan kasus DBD jangan sampai lebih banyak korban. Keseriusan itu menurut Romy, bisa dilihat jika pemerintah mengerahkan semua sumber daya dengan menetapkan status KLB DBD.
“Seharusnya sudah ada status Kejadian Luar Biasa (KLB) DBD dan ada penanganan khusus yang dilakukan oleh pemda karena makin kesini kasus DBD semakin meningkat,” ujarnya.
“Jika merujuk pada peraturan menteri kesehatan tahun 2010 tentang jenis penyakit tertentu yang dapat menimbulkan wabah dan upaya penanggulangan dengan melihat situasi Sanggau sudah masuk kategori KLB,”tambahnya.
Romy berharap pemerintah bisa serius untuk menangani masalah kesehatan yang ada di masyarakat sehingga tidak ada lagi kasus kematian serta visi sanggau sehat bisa di wujudkan secara nyata. (yai)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar