BONTANG, KP – PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) terus memperkuat komitmennya untuk mendukung pengembangan ekonomi daerah dan pemberdayaan masyarakat lokal melalui pembangunan pabrik pupuk baru di Kawasan Industri Terpadu Fakfak, Papua Barat. Pabrik ini, yang merupakan pabrik pupuk pertama yang dibangun dalam 40 tahun terakhir di Indonesia, diharapkan tidak hanya berperan sebagai penggerak industri pertanian nasional tetapi juga sebagai katalisator pertumbuhan ekonomi bagi wilayah Papua Barat dan sekitarnya.
Diproyeksikan memiliki kapasitas 1,15 juta ton pupuk urea dan 825 ribu ton amonia per tahun, pabrik pupuk ini akan mampu memenuhi sekitar 70 hingga 80 persen atau sekitar 4,5 hingga 5 juta ton kebutuhan pupuk nasional saat mulai beroperasi nanti. Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo mengatakan, “Kami berkomitmen agar manfaat dari investasi besar ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan, tetapi juga oleh masyarakat sekitar. Dengan nilai investasi mencapai lebih dari USD 1 miliar, kawasan pabrik ini akan dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi di Papua Barat. Kawasan ini akan menjadi pusat industri yang dapat mendukung berbagai sektor ekonomi lain, seperti logistik, perdagangan, dan layanan jasa di wilayah Papua Barat.”
Keterlibatan masyarakat lokal dan masyarakat adat selalu menjadi prioritas Pupuk Kaltim sejak awal rencana pembangunan pabrik digagas. Karena kehadiran kawasan industri ini memang sejak awal diproyeksikan dapat memberi kontribusi positif pada peningkatan ekonomi Indonesia Timur serta pemberdayaan masyarakat setempat. Pada tataran masyarakat adat, Pupuk Kaltim telah melakukan serangkaian upacara adat untuk memastikan seluruh proses persiapan yang dilakukan tetap dalam koridor melindungi hak masyarakat hukum adat.
Pada waktu yang bersamaan, Pupuk Kaltim juga telah melakukan berbagai inisiasi pemberdayaan masyarakat demi meningkatkan ekonomi lokal. Salah satunya dengan menggagas berdirinya program Sekolah Pemberdayaan Rakyat (SPR) di Fakfak sejak 2023. Pupuk Kaltim bersinergi dengan Institut Pertanian Bogor University (IPB University) untuk memberi bekal pengetahuan dan keterampilan bagi masyarakat Fakfak di bidang pertanian, peternakan, dan perkebunan. Sebanyak 48 lulusan pertama dari SPR Fakfak juga telah diwisuda pada Juni 2024 lalu dan siap mengamalkan ilmunya di kehidupan bermasyarakat.
Langkah Strategis untuk Swasembada Pangan
Kawasan Industri Pupuk Fakfak yang direncanakan akan berdiri di lahan seluas 500 hektar ini adalah bukti komitmen Pupuk Kaltim dalam mewujudkan ekosistem pertanian yang berkelanjutan di Indonesia, terutama Indonesia Timur. Kehadiran pabrik amonia dan urea di Fakfak nantinya akan menggenjot produksi pupuk yang bisa mendorong upaya mewujudkan swasembada pangan yang menjadi salah satu visi yang termuat dalam Asta Cita pemerintahan baru menuju Indonesia Emas 2045.
Keberadaan pabrik baru ini pun nantinya diharapkan bisa mendukung program lumbung pangan nasional (food estate) pemerintahan baru yang rencananya akan dipindahkan ke Merauke, Papua. Jika berjalan, program ini memerlukan pasokan pupuk dalam jumlah yang besar. Secara geografis, pabrik pupuk baru di Fakfak yang berdekatan dengan Merauke tentu akan berkontribusi pada pemangkasan biaya dari sisi distribusi logistik.
“Proyek pembangunan pabrik pupuk di Fakfak ini adalah langkah strategis Pupuk Kaltim untuk mencapai target swasembada pangan, sekaligus pemerataan pembangunan di Indonesia Timur. Kami berkomitmen untuk memastikan seluruh proses ini berjalan dengan baik, melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan masyarakat. Dengan sinergi dan dukungan berbagai pihak, kami optimistis, Kawasan Industri Pupuk Fakfak akan menjadi salah satu penggerak utama swasembada pangan Indonesia," tutup Soesilo.(*/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar