PONTIANAK, KP - Pertarungan antara hero (pahlawan) dan penjahat (villain) selalu menjadi inti dari setiap cerita di film dan komik. Bahkan di dunia nyata 2 unsur hero dan villain ini juga muncul tanpa terkecuali contohnya adalah para polisi dan kriminal.
Di dunia kelistrikan juga ada sosok yang menjadi hero dan villain. Dari sisi hero ada tim elite bernama PDKB (Pekerja Dalam Keadan Bertegangan) dari PLN UIP3B (Unit Induk Penyaluran Pusat Pengatur Beban) Kalimantan Barat. Tim PDKB merupakan pekerja yang melakukan pemeliharaan serta perbaikan pada jaringan listrik saluran udara tegangan menengah, teganagan tinggi, dan tegangan extra tinggi yang dilakukan tanpa memadamkan listrik.
Sedangkan sosok villainnya adalah layangan yang menggunakan tali kawat. Layangan dengan tali kawat sangat berbahaya jika dimainkan di dekat jaringan listrik karena bisa tersangkut di kabel listrik yang bisa menyebabkan korsleting atau gangguan pada jaringan listrik. Ini juga dapat mengakibatkan pemadaman listrik hingga kebakaran.
Selain itu juga ada resiko kesetrum bagi pemain layangan yang gunakan kawat saat layangan menyentuh kabel listrik. Layangan menggunakan kawat juga bisa menyebabkan kerusakan infrastruktur jaringan listrik, yang memakan waktu serta biaya besar untuk melakukan perbaikannya.
Tren gangguan kepada jaringan listrik selama 3 tahun belakangan selalu di dominasi oleh layangan, hal ini sesuai dengan yang diungkap oleh Abdul Salam Nganro selaku General Manager PLN UIP3B Kalimantan pada acara Ekosistem Peduli Listrik (ELP) Award 2024, Kamis (14/11) di Qubu Resort.
"Sejauh ini permainan layangan dengan tali kawat masih menjadi ancaman yang serius pada keandalan pasokan listrik khususnya di Pontianak dan Kalbar," ujarnya.
Bahkan tren pelanggan yang padam akibat layangan dalam 2 tahun belakangan menyebabkan lebih dari 300 ribu pelanggan mengalami padam listrik setiap tahunnya. Hal ini tentunya menjadi sebuah angka yang fantastis karena layangan sendiri merupakan permainan tradisional yang digemari oleh masyarakat.
Di Pontianak sendiri terdapat 10 titik rawan gangguan jaringan listrik, seperti Daerah Batu Layang Makam Cina, Daerah Pabrik Karet, Belakang GI (Gardu Induk) Siantan, Daerah jalan 28 Oktober, Daerah Beting, Daerah Jalan Panglima Aim, Daerah Perempatan Desa Kapur, Daerah Kantor PLN UID Kalbar, Daerah Purnama 2 Parit Demang, dan Daerah Persawahan Belakang GI Kota Baru.
Dengan banyaknya titik rawan gangguan, sehari-hari tim PDKB selalu melakukan penyusuran untuk mengecek kondisi jaringan listrik. Hal ini untuk memastikan tidak ada gangguan listrik yang menyebabkan listrik padam karena jika kerusakan jaringan dan infrastruktur listrik sampai menyebabkan listrik padam maka perbaikannya akan menelan biaya hingga ratusan juta.
"Layangan dengan tali kawat berdampak pada pasokan listrik ke pelanggan bila sudah merusak jaringan listrik yang ada," papar Abdul Salam.
Personil dari tim PDKB saat ini hanya berjumlah 13 personil saja untuk mengatasi seluruh permasalahan jaringan listrik di Kalimantan Barat. Jumlah personil yang tidak terlalu banyak ini tentunya menjadi kendala sendiri karena luasnya wilayah Kalbar akan membuat perbaikan dan perawatan listrik akan memakan waktu yang cukup lama.
Tim PDKB jaringan itu ada delapan orang, dan tugas kami 13 orang ini melakukan pekerjaan pemeliharaan 2000 tower yang ada di seluruh Kalbar. Dengan jumlah yang ada tentu kami memiliki keterbatasan, untuk pentingnya masyarakat terutama para pecinta bermain layangan untuk bijak, dan tidak menganggu jaringan listrik,” kata Miftakul Anam yang merupakan salah satu petugas tim PDKB saat melakukan perawatan jaringan listrik PLN di tower 15 Siantan.
Pembersihan jaringan listrik dari benang kawat layangan memiliki resiko yang tinggi serta memakan waktu.
"Yang paling lama untuk kami membersikan benang layangan itu yang tersangkut di tengah kabel antara dua tower. Petugas kami harus memanjat tower yang tingginya mencapai puluhan meter, dan ini kami lakukan kapan saja mau siang ataupun malam agar pemadaman listrik tidak terjadi,” terang Anam lebih lanjut.
Usaha dan kerja keras tak kenal lelah dan waktu dari tim PDKB selama ini juga diapresiasi oleh Agus Salam yang mengatakan bahwa mereka merupakan sosok pahlawan yang menjaga pasokan listrik tetap lancar ke pelanggan.
"Tim PDKB itu seperti pahlawan, yang tak mengenal lelah dan waktu untuk melakukan perbaikan jaringan listrik di Kalimantan Barat," terangnya.
Bantu Tim PDKB dengan berbagai program
Dengan jumlah personil yang tidak terlalu banyak tim PDKB tentunya membutuhkan bantuan. Untuk itulah PLN UIP3B Kalimantan Barat juga mengusahakan supaya permasalahan terkait kawat layangan tidak tejadi dengan melakukan beberapa hal seperti :
1. Edukasi dan sosialisasi terkait bahaya layangan menggunakan kawat ke sekolah-sekolah yang lokasinya dekat dengan jaringan listrik dari PLN seperti SMP Negeri 28 Kota Pontianak yang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional Gang Bentasan, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara.
Sedangkan sosok villainnya adalah layangan yang menggunakan tali kawat. Layangan dengan tali kawat sangat berbahaya jika dimainkan di dekat jaringan listrik karena bisa tersangkut di kabel listrik yang bisa menyebabkan korsleting atau gangguan pada jaringan listrik. Ini juga dapat mengakibatkan pemadaman listrik hingga kebakaran.
Selain itu juga ada resiko kesetrum bagi pemain layangan yang gunakan kawat saat layangan menyentuh kabel listrik. Layangan menggunakan kawat juga bisa menyebabkan kerusakan infrastruktur jaringan listrik, yang memakan waktu serta biaya besar untuk melakukan perbaikannya.
Tren gangguan kepada jaringan listrik selama 3 tahun belakangan selalu di dominasi oleh layangan, hal ini sesuai dengan yang diungkap oleh Abdul Salam Nganro selaku General Manager PLN UIP3B Kalimantan pada acara Ekosistem Peduli Listrik (ELP) Award 2024, Kamis (14/11) di Qubu Resort.
Abdul Salam Nganro, General Manager Unit Induk Penyaluran Pusat Pengatur Beban (UIP3B) Kalimantan |
Bahkan tren pelanggan yang padam akibat layangan dalam 2 tahun belakangan menyebabkan lebih dari 300 ribu pelanggan mengalami padam listrik setiap tahunnya. Hal ini tentunya menjadi sebuah angka yang fantastis karena layangan sendiri merupakan permainan tradisional yang digemari oleh masyarakat.
Di Pontianak sendiri terdapat 10 titik rawan gangguan jaringan listrik, seperti Daerah Batu Layang Makam Cina, Daerah Pabrik Karet, Belakang GI (Gardu Induk) Siantan, Daerah jalan 28 Oktober, Daerah Beting, Daerah Jalan Panglima Aim, Daerah Perempatan Desa Kapur, Daerah Kantor PLN UID Kalbar, Daerah Purnama 2 Parit Demang, dan Daerah Persawahan Belakang GI Kota Baru.
Dengan banyaknya titik rawan gangguan, sehari-hari tim PDKB selalu melakukan penyusuran untuk mengecek kondisi jaringan listrik. Hal ini untuk memastikan tidak ada gangguan listrik yang menyebabkan listrik padam karena jika kerusakan jaringan dan infrastruktur listrik sampai menyebabkan listrik padam maka perbaikannya akan menelan biaya hingga ratusan juta.
"Layangan dengan tali kawat berdampak pada pasokan listrik ke pelanggan bila sudah merusak jaringan listrik yang ada," papar Abdul Salam.
Personil tim PDKB melakukan briefing saat akan melakukan perawatan dan perbaikan jaringan listrik |
Tim PDKB jaringan itu ada delapan orang, dan tugas kami 13 orang ini melakukan pekerjaan pemeliharaan 2000 tower yang ada di seluruh Kalbar. Dengan jumlah yang ada tentu kami memiliki keterbatasan, untuk pentingnya masyarakat terutama para pecinta bermain layangan untuk bijak, dan tidak menganggu jaringan listrik,” kata Miftakul Anam yang merupakan salah satu petugas tim PDKB saat melakukan perawatan jaringan listrik PLN di tower 15 Siantan.
Pembersihan jaringan listrik dari benang kawat layangan memiliki resiko yang tinggi serta memakan waktu.
"Yang paling lama untuk kami membersikan benang layangan itu yang tersangkut di tengah kabel antara dua tower. Petugas kami harus memanjat tower yang tingginya mencapai puluhan meter, dan ini kami lakukan kapan saja mau siang ataupun malam agar pemadaman listrik tidak terjadi,” terang Anam lebih lanjut.
Usaha dan kerja keras tak kenal lelah dan waktu dari tim PDKB selama ini juga diapresiasi oleh Agus Salam yang mengatakan bahwa mereka merupakan sosok pahlawan yang menjaga pasokan listrik tetap lancar ke pelanggan.
"Tim PDKB itu seperti pahlawan, yang tak mengenal lelah dan waktu untuk melakukan perbaikan jaringan listrik di Kalimantan Barat," terangnya.
Bantu Tim PDKB dengan berbagai program
Dengan jumlah personil yang tidak terlalu banyak tim PDKB tentunya membutuhkan bantuan. Untuk itulah PLN UIP3B Kalimantan Barat juga mengusahakan supaya permasalahan terkait kawat layangan tidak tejadi dengan melakukan beberapa hal seperti :
1. Edukasi dan sosialisasi terkait bahaya layangan menggunakan kawat ke sekolah-sekolah yang lokasinya dekat dengan jaringan listrik dari PLN seperti SMP Negeri 28 Kota Pontianak yang berlokasi di Jalan Kebangkitan Nasional Gang Bentasan, Kelurahan Siantan Hulu, Kecamatan Pontianak Utara.
Edukasi dan sosialisasi terkait bahaya layangan bagi jaringan listrik di SMP Negeri 28 Kota Pontianak |
2. Razia layangan oleh tim sosialisasi dan razia yang dulunya bernama tim langit biru yang disupport oleh TNI dan Polisi.
Razia layangan yang dilakukan tentunya tidak bermaksud untuk menghilangkan budaya permainan layangan di Kalbar tapi hanya memastikan bahwa permainan layangan tidak menggunakan tali kawat yang berbahaya bagi jaringan listrik.
"Namun diharapkan dalam permainannya tidak menggunakan tali kawat yang sangat mengancam jaringan listrik," jelas Abdul Salam.
Razia layangan yang dilakukan tentunya tidak bermaksud untuk menghilangkan budaya permainan layangan di Kalbar tapi hanya memastikan bahwa permainan layangan tidak menggunakan tali kawat yang berbahaya bagi jaringan listrik.
"Namun diharapkan dalam permainannya tidak menggunakan tali kawat yang sangat mengancam jaringan listrik," jelas Abdul Salam.
3. Pemasangan papan himbauan keselamatan ketenagalistrikan juga menjadi salah satu cara PLN UIP3B Kalimantan Barat untuk mengurangi gangguan akibat layangan.
Meskipun tren gangguan layangan terhadap jaringan listrik tetap menjadi yang nomor satu, namun PLN UIP3B Kalimantan Barat tetap mendukung layangan menjadi budaya lokal karena bisa menjadi mata pencaharian bagi masyarakat. Namun para pemain layangan juga harus memahami bahwa bermain layangan menggunakan tali kawat bisa berbahaya baik untuk diri sendiri, juga bisa menganggu jaringan listrik yang berujung kepada pemadaman listrik dan membuat kerugian waktu dan biaya untuk PLN dan masyarakat secara luas.(Rif)
Meskipun tren gangguan layangan terhadap jaringan listrik tetap menjadi yang nomor satu, namun PLN UIP3B Kalimantan Barat tetap mendukung layangan menjadi budaya lokal karena bisa menjadi mata pencaharian bagi masyarakat. Namun para pemain layangan juga harus memahami bahwa bermain layangan menggunakan tali kawat bisa berbahaya baik untuk diri sendiri, juga bisa menganggu jaringan listrik yang berujung kepada pemadaman listrik dan membuat kerugian waktu dan biaya untuk PLN dan masyarakat secara luas.(Rif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar