BONTANG, KP – Sebagai perusahaan yang bergerak di industri pupuk dan petrokimia, PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) menyadari pentingnya pemberdayaan karyawan lewat teknologi dan inovasi demi peningkatan produktivitas perusahaan. Menyambut peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-47 tahun ini, yang mengusung tema Inspiring Generations, Creating Opportunities, Pupuk Kaltim kembali menegaskan komitmennya terhadap pengembangan dan pemberdayaan karyawan melalui program pelatihan House Of Future. Program inovasi berbasis virtual reality (VR) digagas untuk meningkatkan dan mengembangkan kompetensi operator pabrik.
Pertama kali diluncurkan pada HUT Pupuk Kaltim yang ke-46 pada 7 Desember 2023 silam, House of Future adalah program Virtual Reality-based operator training pertama di Indonesia yang dirancang khusus untuk pabrik amonia dan urea. Program ini dihadirkan sebagai jawaban untuk tantangan industri 4.0. Teknologi dan inovasi memang menjadi bagian tak terpisahkan dalam transformasi industri 4.0 di Pupuk Kaltim, dimana Smart Production merupakan salah satu aspek utama dalam mendorong kinerja optimal, mulai dari meningkatkan keandalan pabrik, produktivitas hingga efisiensi konsumsi energi dan bahan baku. Hasilnya, gagasan Smart Production ini mengantarkan Pupuk Kaltim meraih National Lighthouse 4.0 di industri petrokimia.
“Pupuk Kaltim yakin para operator pabrik memegang kunci keberhasilan operasional dan produktivitas perusahaan. Karena itu, kami selalu berusaha untuk menggali ragam inovasi teknologi untuk memberdayakan insan Pupuk Kaltim. Melalui simulator berbasis VR yang memiliki kemiripan hingga 90 persen dengan kondisi lapangan, Pupuk Kaltim ingin menciptakan operator masa depan yang kompeten dan percaya diri dengan kemampuannya. ” ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo.
House of Future memiliki level kompetensi bernama Operator Development Plan (ODP), mulai dari ODP Basic, Intermediate, Advance, hingga Advance+. Setelah menyelesaikan level, karyawan akan mendapatkan lisensi internal sebagai apresiasi. Program ini memberikan kesempatan bagi karyawan untuk praktik studi kasus secara langsung, termasuk situasi darurat. Dengan demikian, karyawan dapat lebih siap untuk menghadapi situasi sebenarnya di lapangan.
“Bagi karyawan baru, program ini membantu mengembangkan kompetensi dasar sesuai tingkatan masing-masing. Sedangkan untuk karyawan senior, program ini menjadi penyegaran materi yang sudah dikuasai. Pemanfaatan teknologi di House of Future juga membantu Pupuk Kaltim meningkatkan efisiensi perusahaan, karena program ini berhasil menghemat biaya pelatihan karyawan hingga miliaran rupiah,” tambah Soesilo.
Dengan kehadiran House of Future, Pupuk Kaltim dapat menekan risiko kerugian atas kegagalan operasi pabrik, yang dapat berpotensi penghematan hingga miliaran rupiah untuk pelatihan dan pengembangan karyawan. Meski House of Future masih belum memiliki standar kompetensi atau sistem yang dapat menunjukkan tingkat pemahaman karyawan dalam sistem operator training simulator (OTS), Pupuk Kaltim berhasil mengatasi hal ini dengan mengimplementasi Operator Development Plan (ODP) yang sudah dibagi sesuai dengan level kemampuan.
Ke depannya, House of Future ingin menjadi pusat untuk pelatihan VR dan tur industri di sektor pupuk nasional, terutama urea, dengan efisiensi dan tingkat akurasi operasional pabrik yang tinggi. “House of Future bercita-cita menjadi mercusuar implementasi teknologi virtual reality dalam industri pupuk urea nasional. Kami yakin program House of Future dapat menjadi pionir dan juga dapat meningkatkan standar operasional industri pupuk di bidangnya. Sehingga, program ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia unggul dan juga produktivitas industri pupuk secara keseluruhan," tutup Soesilo.(*/Red)
“Pupuk Kaltim yakin para operator pabrik memegang kunci keberhasilan operasional dan produktivitas perusahaan. Karena itu, kami selalu berusaha untuk menggali ragam inovasi teknologi untuk memberdayakan insan Pupuk Kaltim. Melalui simulator berbasis VR yang memiliki kemiripan hingga 90 persen dengan kondisi lapangan, Pupuk Kaltim ingin menciptakan operator masa depan yang kompeten dan percaya diri dengan kemampuannya. ” ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo.
House of Future memiliki level kompetensi bernama Operator Development Plan (ODP), mulai dari ODP Basic, Intermediate, Advance, hingga Advance+. Setelah menyelesaikan level, karyawan akan mendapatkan lisensi internal sebagai apresiasi. Program ini memberikan kesempatan bagi karyawan untuk praktik studi kasus secara langsung, termasuk situasi darurat. Dengan demikian, karyawan dapat lebih siap untuk menghadapi situasi sebenarnya di lapangan.
“Bagi karyawan baru, program ini membantu mengembangkan kompetensi dasar sesuai tingkatan masing-masing. Sedangkan untuk karyawan senior, program ini menjadi penyegaran materi yang sudah dikuasai. Pemanfaatan teknologi di House of Future juga membantu Pupuk Kaltim meningkatkan efisiensi perusahaan, karena program ini berhasil menghemat biaya pelatihan karyawan hingga miliaran rupiah,” tambah Soesilo.
Dengan kehadiran House of Future, Pupuk Kaltim dapat menekan risiko kerugian atas kegagalan operasi pabrik, yang dapat berpotensi penghematan hingga miliaran rupiah untuk pelatihan dan pengembangan karyawan. Meski House of Future masih belum memiliki standar kompetensi atau sistem yang dapat menunjukkan tingkat pemahaman karyawan dalam sistem operator training simulator (OTS), Pupuk Kaltim berhasil mengatasi hal ini dengan mengimplementasi Operator Development Plan (ODP) yang sudah dibagi sesuai dengan level kemampuan.
Ke depannya, House of Future ingin menjadi pusat untuk pelatihan VR dan tur industri di sektor pupuk nasional, terutama urea, dengan efisiensi dan tingkat akurasi operasional pabrik yang tinggi. “House of Future bercita-cita menjadi mercusuar implementasi teknologi virtual reality dalam industri pupuk urea nasional. Kami yakin program House of Future dapat menjadi pionir dan juga dapat meningkatkan standar operasional industri pupuk di bidangnya. Sehingga, program ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia unggul dan juga produktivitas industri pupuk secara keseluruhan," tutup Soesilo.(*/Red)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar