PONTIANAK, KP - Badko Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kalimantan Barat menggelar Advance Training Tingkat Nasional 2025 di Aula UPELKES Kalbar (10/1/25), yang dihadiri puluhan kader HMI dari berbagai daerah di Indonesia. Acara ini menghadirkan narasumber Dr. Syarifah Ema Rahmaniah, M.Ed., yang menyampaikan materi bertajuk "Konstanta Historis dalam Penguatan Bonus Demografi Menuju Indonesia Emas 2025".
Dalam paparannya, Dr. Syarifah Ema menyoroti pentingnya peran HMI dalam menghadapi tantangan bonus demografi. Ia menekankan bahwa kader HMI harus mampu mengintegrasikan diri dalam kebijakan pembangunan guna menghadirkan solusi nyata bagi isu nasional.
"Tantangan terbesar yang akan dihadapi adalah tingginya pengangguran usia produktif, kesenjangan kualitas pendidikan, dampak otomatisasi pada pekerjaan, hingga ketahanan sosial terkait konflik dan toleransi," ungkapnya.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2024, tingkat pengangguran terbuka pada rentang usia 15-24 tahun mencapai 16,42%. Sementara itu, data dari Green Network 2023 mencatat penduduk NEET (Not in Education, Employment, or Training) di usia yang sama sebesar 22,25%. Dalam jangka panjang, proyeksi penduduk produktif Indonesia pada tahun 2045 mencapai 70% berdasarkan data Bappenas.
Dr. Ema juga menekankan bahwa HMI harus memaksimalkan perannya sebagai agen perubahan.
"Relevansi peran mahasiswa sangat penting dalam memberikan solusi atas isu nasional. Jangan tunggu kaya untuk berbagi, jangan tunggu sarjana untuk mengabdi," pesan Dr. Ema kepada seluruh kader HMI.
Kegiatan ini bertujuan untuk memperkuat kualitas kader HMI agar mampu menjawab tantangan zaman dan berkontribusi aktif menuju Indonesia Emas 2045. (*/Red)